proposal usaha ternak ayam kampung

Proposal Usaha Ternak Ayam Kampung Skala Kecil

Proposal Usaha Ternak Ayam Kampung Skala Kecil

 

Perkiraan waktu baca: 10 menit

Key Takeaways:

  • Ayam kampung tetap memiliki pasar loyal dengan harga lebih tinggi dari ayam ras
  • Modal kecil, proses sederhana, hasil menguntungkan
  • Permintaan lokal tinggi, namun suplai masih minim
  • ROI tinggi, balik modal dalam 6 bulan
  • Cocok untuk pemuda dan keluarga petani/peternak

Daftar Isi Proposal Usaha Ternak Ayam Kampung Skala Kecil

  1. Aspek Pasar dan Pemasaran
  2. Aspek Teknis dan Operasional
  3. Aspek Manajemen dan Organisasi
  4. Aspek Keuangan dan Permodalan
  5. Aspek Legalitas dan Perizinan
  6. Aspek Sosial dan Lingkungan

1. Aspek Pasar dan Pemasaran

Peluang: Ayam kampung tetap digemari karena rasanya gurih dan dipercaya lebih sehat. Harganya stabil dan cenderung naik.

Kondisi Wilayah: Di desa, ayam kampung jadi pilihan utama untuk konsumsi harian dan acara adat. Sayangnya, suplai masih dari luar desa.

Posisi Produk: Koperasi bisa menjadi pemasok utama ayam kampung langsung ke pasar dan konsumen akhir.

Strategi Pemasaran:

  • Penjualan langsung ayam hidup atau potong
  • Kerja sama dengan warung makan dan katering lokal
  • Branding dengan nama desa dan jaminan “ayam kampung asli”
  • Promosi lewat WhatsApp grup desa dan media sosial

2. Aspek Teknis dan Operasional

Sumber Daya:

  • 1 peternak utama
  • 1 tenaga bantu harian
  • Kandang sederhana, tempat pakan & minum, sistem sanitasi

Proses Produksi:

DOC ayam kampung dipelihara 70–90 hari. Pakan campuran alami diberikan rutin. Vaksinasi dan sanitasi dilakukan berkala.

Kualitas Produk: Ayam sehat, tidak diberi hormon, tumbuh alami. Dapat dijual hidup atau dalam bentuk potong segar.

Kapasitas: 200 ekor/siklus (3 bulan), panen rata-rata 180 ekor (90% survival rate).

Teknologi: Kandang dari bambu/kawat, alat potong sederhana, tempat pakan plastik. Semua tersedia secara lokal.

3. Aspek Manajemen dan Organisasi

Perencanaan: Jadwal pemeliharaan dibuat per siklus. Peternak mencatat harian, koperasi mengevaluasi mingguan.

SDM:

  • Peternak lulusan SMA/sederajat
  • Pelatihan oleh koperasi atau Dinas Peternakan
  • Dapat merekrut warga sekitar yang belum bekerja

4. Aspek Keuangan dan Permodalan

Investasi Awal: Rp 12.000.000

  • Kandang dan peralatan: Rp 7 juta
  • DOC dan pakan: Rp 3,4 juta
  • Pelatihan dan vaksin: Rp 1,6 juta

Sumber Dana:

  • Modal koperasi: Rp 5.000.000
  • Simpanan anggota: Rp 2.000.000
  • Hibah Menkop: Rp 5.000.000

Pendapatan per siklus (3 bulan): 180 ekor x Rp 70.000 = Rp 12.600.000

Biaya operasional per bulan: ± Rp 2.300.000

Laba bersih tahun pertama: ± Rp 22.800.000

BEP: Tercapai dalam ± 6 bulan

ROI: 190%    Payback: < 6 bulan

5. Aspek Legalitas dan Perizinan

  • Koperasi terdaftar resmi di Kemenkop
  • Surat Keterangan Domisili Usaha dari desa
  • Izin usaha peternakan mikro (OSS)
  • Sertifikat pelatihan ternak (opsional)

6. Aspek Sosial dan Lingkungan

Dampak Sosial:

  • Lapangan kerja untuk pemuda dan ibu rumah tangga
  • Meningkatkan ketahanan pangan lokal
  • Menumbuhkan semangat beternak mandiri

Dampak Lingkungan:

  • Kotoran ayam dijadikan pupuk organik
  • Limbah cair dialirkan ke saluran resapan
  • Bebas bahan kimia aditif dan hormon

Download File Docx : proposal usaha ternak ayam kampung